Sabtu, 20 Oktober 2007

MAU KAYA ? MERANTAU !!! Bag 2




Dari kecil saya sudah terbiasa hidup merantau. Mengikuti karir orang tua sebagai pegawai negeri mengakibatkan saya terbiasa berpindah kota.

Lahir di Jayapura. TK di Semarang. SD di Purwokerto. SMP di Jember. Kuliah di Surabaya. Saya juga pernah merasakan tinggal di Bandung, Aceh, PekanBaru. Kesimpulan saya semuanya sama saja. Kita pasti dengan mudahnya bisa beradaptasi.

Tahun 2001 saya ditawari teman

“Hey Di… Mau nggak gantiin praktekku di Jakarta. Lumayan sebulan bisa dapat 2juta”

“Wuiiihh…. Mau dong”

2 hari kemudian saya pergi ke Jakarta. Mama papa cuma bisa bengong. Mungkin dalam hati mereka ini anak aneh. Kemarin enak-enak praktek di Surabaya tiba-tiba ngebet ke Jakarta. Mereka belum tau aja. KALO MAU KAYA, MERANTAU....

Setelah 2 bulan kerja disana saya pulang ke Surabaya. Kebetulan libur Hari Raya Idul Fitri. Kedatangan saya disambut bak orang SUKSES. Tentu saja mereka bangga. Anaknya jadi dokter gigi. Praktek di Jakarta lagi.

“Lho Di… Mana oleh-oleh buat Mama ???”

Aku cuma tersenyum saja

Di rumah, adik saya, Sari, rupanya memperhatikan perubahan di diri saya.

”Kakak kenapa? Kok diem aja”

Setelah didesak aku baru mengaku

“Aku gagal merantau.Tidak punya uang”

“Kok bisa?? Di Jakarta khan kerja”

“Emang kerja. Berangkat pagi pulang malam. Tapi gimana mau punya uang. Pasiennya tidak ada sama sekali. Bayangkan 2 bulan sama sekali tidak ada pasien. Jadi aku hidup dari uang tabungan aja.”

Sari pun terdiam merasakan kesedihanku

Bulan Syawal aku bertekad kembali ke Jakarta. Targetku kalau dalam 1 bulan tidak ada perubahan aku kembali ke Surabaya.

Sampai di Jakarta kutelepon teman-teman lama. Menyediakan diri menjadi dokter pengganti. Rata-rata mereka tanya “Kamu tinggal dimana ? Nanti kucarikan yang dekat rumahmu.”

“Aku dimana saja siap”

Namanya perantau = Pejuang Kehidupan

Alhasil saya praktek di 6 tempat sekaligus. Dalam sehari bisa praktek di 3 tempat yang berjauhan. Pagi, siang, malam full. Di atas ada foto kartu nama. Karena tempatnya tidak cukup jadi cuma 4 praktek aja yang ditampilkan. Itu juga jadinya kecil-kecil.Ada teman dari UI yang protes “Ini anak UNAIR praktek dimana-mana. Emangnya orang Jakarta tidak ada ya?”

“Sirik aja lu. Makanya usaha”

Makna yang saya ambil bahwa kalau kita yakin BISA melakukan sesuatu, Allah SWT akan mewujudkannya.

Saat itu saya adalah HARD WORKER belum tau konsep SMART WORKER

Bener-bener TDB

Tidak ada komentar: